Gabung Ekosistem Talbisa 1020: Lahan Kecil, Omzet Besar, Dampak Sosial Nyata

Bertani bukan sekadar menanam. Bertani adalah merancang masa depan — untuk keluarga, umat, dan generasi mendatang.
Sekarang, Anda bisa mewujudkannya bersama Talbisa 1020.

Talbisa dengan Agrotectur

Bertani seperti arsitek merancang bangunan, lahan 1000 m² dirancang terukur, dihitung budgetnya, dan diprediksi hasil panennya.

Tumpangsari Efektif (Layer Farming)

Menanam beberapa jenis tanaman sekaligus, integrasi ternak, untuk pakan, hasil & income maksimal.

Pertanian Berbasis Azolla

Azolla sebagai pakan ternak & pupuk alami yang hemat biaya pertanian menjadi murah dengan profit maksimal.

Permasalahan Akut Pertanian di Indonesia

Terdapat lahan terlantar, lahan kritis, lahan menganggur bila dijumlahkan total mencapai 23,7 Juta hektar yang perinciannya sebagai berikut : 

Lahan Terlantar (100.000 Ha)

Lahan terlantar atau lahan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Pemerintah melalui kementrian ATR/BPN sedang menangani 100.000 hektar lahan terlantar ini, dan proses penetapan statusnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Lahan Kritis (12,7 Jt Ha)

Lahan kritis merujuk pada lahan yang mengalami kerusakan dan penurunan kualitas baik secara fisik, kimia maupun biologis. Data kementrian menyebutkan lahan kritis mencapai 12,7 Hektar di kawasan hutan.

Lahan Menganggur (800.000 Ha)

Lahan menganggur adalah lahan yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan produktif apapun. Terdapat 800.000 hektar lahan menganggur di Indonesia

Biaya Bertani dan Beternak yang Tinggi

Hal ini disebabkan harga pupuk yang tinggi sehingga biaya pertanian menjandi mahal. Demikian juga dengan harga pakan ternak yang mengalami kenaikan sehingga margin beternak menjakadi tipis bahkan tidak untung.

Inilah Kenyataan ceritanya
Orang Terkaya di Dunia Mulai Melirik

Beberapa orang terkaya dunia diketahui memborong lahan-lahan pertanian. Apakah profesi dan studi di bidang pertanian akan moncer lagi? Dilansir dari CNBC Indonesia, para miliarder di bidang teknologi mulai membeli lahan-lahan pertanian. 

Bill Gate

Melalui perusahaannya, Cascade Investment, pendiri Microsoft ini telah membeli lebih dari 242 ribu hingga 275 ribu acre lahan pertanian yang tersebar di 18-20 negara bagian Amerika Serikat

Jeff Bezos

Pendiri Amazon.com, Jeff Bezos mengikuti langkah Bill Gates. Bezos mengakuisisi sekitar 420 ribu acre (sekitar 169,9 ribu hektare) lahan pertanian yang sebagian besarnya di Texas, AS.

Mark Zuckerberg, Elon Musk, Warren Buffet dan Jack Ma

Berbondong-bondong mendanai penelitian di bidang pertanian, mendukung pertanian konservatif dan mengembangkan Digital Agriculture.

Maka Dari Itu Kami Memperkenalkan

TALBISA 1020
Pertanian Terpadu Alami semua Bisa

Talbisa 1020 adalah sistem pertanian terpadu alami seluas 1.000 m² yang dirancang dengan konsep Agrotecture: terukur, efisien, dan berorientasi hasil. Menggabungkan tumpangsari tanaman, ternak, ikan, serta pemanfaatan azolla sebagai pakan dan pupuk.

Talbisa menghadirkan pertanian murah tanpa kimia, zero waste, dan produktif hingga 20 juta per bulan. Lebih dari sekadar bertani, Talbisa adalah gerakan sosial-ekonomi berbasis syariah untuk kemandirian pangan, kesejahteraan umat, dan menjaga alam bagi generasi emas 2030.

Daya Saing TALBISA 1020

Alami & Organik | Non-Kimia Sintetik

Pertanian dengan menjaga kesehatan tanah dan hasil panen lebih sehat untuk dikonsumsi.

Dukungan Tim Ahli

Talbisa mengelola dengan SOP & panduan lengkap dengan supervisi Tim Ahli yang terlatih.

Pertanian Biaya Murah

Memanfaatkan sumber daya sekitar & limbah organik untuk pertanian murah, Mengadopsi Pertanian Jadam Korea.

Sinergi 4 Pihak

Talbisa sebagai pengelola, Pemilik lahan, Investor dan petani bersatu.

Sustainable Farming

Bertahan jangka panjang tanpa merusak alam karena menggunakan bahan-bahan alami dan organik.

Berkah Dunia & Akhirat

Hasil memberi manfaat ekonomi sekaligus mendukung dakwah & pendidikan umat.

Minat Bergabung?

Talbisa Hadir
Sebagai Sistem dan Agregator

Di sinilah Talbisa hadir sebagai Agregator. Talbisa menyatukan pemilik lahan, investor, dan operator/petani dalam satu ekosistem pertanian terpadu berbasis Agrotecture. Dengan sistem ini: Pemilik lahan bisa mengoptimalkan asetnya yang selama ini tidur. Investor mendapatkan peluang bisnis riil di sektor pangan yang berkelanjutan dan halal. Operator/petani memperoleh kesempatan kerja, bimbingan, dan bagi hasil yang adil.

Yuk Gabung TALBISA 1020

Landlord

Pemilik Lahan

Investor

Pendanaan

Operator

Tenaga Kerja

AYO BANGUN EKONOMI DAN KEJAYAAN UMAT ISLAM DI INDONESIA

Kerugian jika tidak Bergabung dengan TALBISA

Tanah Tetap Menganggur

Lahan yang seharusnya produktif justru menjadi beban. Tanah dibiarkan kosong akan kehilangan kesuburannya seiring waktu, bahkan bisa menjadi sumber masalah sosial dan lingkungan

Potensi Ekonomi Terbuang

Setiap 1.000 m² bisa menghasilkan hingga 20 juta per bulan. Bila dibiarkan, potensi itu lenyap begitu saja, padahal bisa menjadi mesin ekonomi keluarga, desa, bahkan umat.

Ketergantungan pada Pangan Impor

Kita terus mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan. Akibatnya harga pangan tidak stabil, kualitas tidak terjamin, dan kedaulatan pangan bangsa semakin rapuh.

Investasi Umat Tidak Tersalurkan ke Sektor Produktif

Banyak dana umat yang mengendap di bank atau terbuang di sektor konsumtif. Tanpa wadah seperti Talbisa, potensi investasi halal yang memberi manfaat dunia-akhirat tidak pernah terwujud.

FAQ

Hal yang sering ditanyakan

Talbisa 1020 adalah sistem pertanian terpadu alami di lahan minimal 1.000 m² yang mampu menghasilkan hingga Rp20 juta per bulan. Sistem ini menggabungkan tanaman, ternak, ikan, serta pemanfaatan azolla sebagai pakan dan pupuk dengan pendekatan Agrotecture: terukur, hemat biaya, dan hasil terprediksi.

Ada 4 pihak yang bisa bersinergi:

  • Pemilik lahan minimal 1.000 m².

  • Investor yang ingin menyalurkan dana halal produktif.

  • Petani dengan keterampilan mengelola pertanian.

  • Talbisa sebagai pengelola, penyedia sistem, dan pendampingan.

Talbisa menyusun rancangan lahan (seperti arsitek merancang bangunan), menghitung biaya, serta memprediksi hasil. Setelah lahan disiapkan, dilakukan tumpangsari tanaman + ternak + perikanan. Semua limbah diolah kembali, sehingga tercipta sistem zero waste dan berkelanjutan.

Modal bervariasi tergantung kondisi lahan dan jenis tumpangsari yang dipilih. Namun, dengan sistem Talbisa, biaya bisa ditekan hingga 50% lebih murah dibanding pertanian konvensional, karena pakan dan pupuk diproduksi sendiri (dari azolla & limbah sekitar).

Untuk Profit akan ditentukan Sistem Bagi Hasil yang akan disepakati bersama dalam perjanjian yang legal yang akan diatur lebih lanjut secara detail.

Ya, target 20 juta per bulan adalah hasil realistis dari integrasi pertanian, ternak, dan perikanan di lahan 1.000 m² dengan sistem tumpangsari. Semua sudah dihitung berdasarkan Agrotecture (budget, produksi, dan proyeksi panen).

Benar. Talbisa 1020 100% non-kimia sintetis. Pupuk dan pakan dibuat dari bahan alami, sehingga panen lebih sehat, bernilai jual lebih tinggi, dan ramah lingkungan.

Investor mendapat bagi hasil dari keuntungan pertanian terpadu. Selain itu, investasi ini halal, produktif, dan bernilai sosial karena memberdayakan petani, membuka lapangan kerja, dan membangun ketahanan pangan umat.

Petani tidak lagi hanya menjadi buruh, tetapi pengelola profesional yang didampingi Talbisa. Mereka mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta akses ke sistem pertanian terpadu yang sudah teruji.

Setiap usaha punya risiko, namun dengan sistem Agrotecture risiko dapat diminimalkan:

  • Diversifikasi (tumpangsari) → mengurangi risiko gagal panen.

  • Zero waste → efisiensi biaya tinggi.

  • Pendampingan → memastikan SOP berjalan.
    Risiko paling besar justru ada bila tidak bergabung, yaitu tanah tetap menganggur dan potensi hilang.

Disclaimer

Talbisa 1020 bukan skema cepat kaya. Setiap investasi memiliki risiko, dan keuntungan yang diperoleh bersifat fluktuatif tergantung hasil panen, kondisi iklim, serta harga pasar. Target penghasilan adalah estimasi, bukan jaminan mutlak. Karena itu, kami mengajak setiap pihak untuk mempertimbangkan keputusan bergabung secara matang, bijak, dan sesuai kemampuan, dengan tujuan utama membangun pertanian berkelanjutan, kemandirian pangan, serta keberkahan bersama.

Program ini  di bawah koordinasi dan tanggungjawab Lembaga Gema Quran Indonesia – yang keuntungan dari kegiatan ini sebagian digunakan untuk dakwah dan Pendidikan Al Quran untuk memerangi buta huruf Al Quran di Indonesia yang angkanya sangat tinggi.